Kamis, 15 Mei 2014


BEST PRACTICE CHARACTER BUILDING
(Resume Buku)


Judul buku          :Best Practice Character Building
Penulis                 :Erie Sudewo
Penerbit              :Republika Penerbit, Jakarta Selatan
Tahun Terbit      :2011
Peresum              :Eko Prasetyo

                Buku ini terdiri dari 8 bagian. Setiap bagian terdiri dari beberapa bab.secara ringkas keseluruhan isi buku ini ingin menyampaikan bahwa membangun karakter merupakan hal penting yang terkadang mulai diabaikan. Kebanyakan orang lebih focus pada usaha membangun dan meningkatkan kompetensi diri. Karakter dan kompetensi merupakan dua hal berbeda yang saling terkait. Karakter ibarat sebuah ruh, sedangkan kompetensi merupakan jasad. Peningkatan kualitas diri seseorang hanya dapat dilakukan dengan melakukan perbaikan karakter dan peningkatan kualitas diri. Karakter adalah fondasi. Apapun kompetensi yang dibangun akar berdiri tegak diatas fondasi yang kuat.
                Bagian pertama terdiri dari dua bab. Bagian ini berisi tentang pembentuk kualitas diri. Kualitas diri terbentuk dari dua unsur, yakni kompetensi dan karakter. Kompetensi merupakan kemampuan mengemban tugas, menyelesaikan pekerjaan atau menangani persoalan. Kompetensi terdiri dari 2 hal, yakni kapasitas dan kapabilitas. Kapasitas merupakan wadah, daya tamping yang dimiliki seseorang. Kapabilitas merupakan kemampuan mengelola dan memanfaatkan kapasitas yang dimiliki. Kapasitas seseorang dapat ditingkatkan, namu ada batasannya.kapasitas merupakan anugerah Tuhan yang diberikan pada setiap orang dengan keadaan berbeda. Demikian juga kapabilitas sangat mungkin untuk ditingkatkan dengan lebih terbuka. Peningkatan kapabilitas menggunakan rumus 3k + P, maksudnya kapabilitas seseorang dapat ditingkatkan dengan menerapkan komitmen, konsisten, kreatif dan pengalaman.

                Karakter berbeda dengan sikap. Sikap yang baik itulah karakter, sikap yang buruk merupakan tabiat. Ada dua jenis karakter, yakni karakter pokok dan karakter pilihan. Karakter pokok terdiri dari 3 jenis, yakni karakter dasar, karakter unggul dan karakter pemimpin. Karakter dasar merupakan pondasi bagi pengembangan karakter unggul. Karakter unggul merupakan pondasi dari karakter pemimpin. Artinya sebelum kita mengembangkan dan membangun karakter pemimpin pada diri dan anak kita, hendaknya kita bangun terlebih dahulu karakter dasar dan karakter unggul. Karakter dasar terdiri dari tidak egois, jujur dan disiplin. Ketiga karakter dasar inilah yang harus dibangun dan dilatih terlebih dahulu sebelum melatih dan membangun karakter unggul. Karakter unggul terdiri dari 7 sifat baik, yakni ikhlas, sabar, bersyukur, bertanggungjawab, berkorban, perbaiki diri, dan sungguh-sungguh. Karakter pemimpin terdiri dari 9 nilai pembentuk, yakni adil, arif, bijaksana, ksatria, tawaaduk, sederhana, visioner, solutif, komunikatif dan inspiratif. Karakter pilihan merupakan karakter yang dapat dikembangankan sebagai sebuah pilihan akibat pilihan aktivitas dan pekerjaan. Karakter yang dikembangkan guru pasti berbeda dengan seorang polisi.
                Bagian kedua membahas tentang hakekat kompetensi. Bagian ini terdiri dari empat bab yang menyajikan bahasan tentang kapasitas, kapailitas, kombinasi kapasitas dan kapabilitas serta bahasan tentang upaya mengoptimalkan kapasitas diri. Kapasitas adalah daya tamping yang tiap orang berbeda. Bias ditingkatkan, namun sudah ada takarannya masing-masing. Peningkatan kapasitas diri hanya dapat dilakukan dengan cara yang alamiah. Yakni melakukan perbaikan karakter. Perbaikan karakter inilah yang dapat meningkatkan kapasitas diri.
                Bahan adalah kapasitas. Kemampuan untuk mengelola bahan itulah kapabilitas. Bahan tidak berarti apap-apa jika tidak dikelola dengan baik. Semua orang dibekali kapasitas, walaupun proporsinya berbeda. Namun, tidak semua orang dibekali kapabilitas. Kompetensi seseorang terbentuk dari kombinasi antara kapasitas dan kapabilitas. Orang yang punya kapasitas, namun tidak memiliki kapabilitas hanya melahirkan potensi. Potensi hanya akan melahirkan harapan. Harpan menjadi kosong tanpa pernah ada usaha mewujudkannya. Usaha mewujudkan harapan itulah sejatinya hakekat kapabilitas. Orang yang punya kapabilitas namun tidak memiliki kapasitas hanya menjadikan dirinya semacam makelar. Kelompok semacam makelar inilah yang akan berusha memanfaatkan kapasitas orang lain untuk kepentingan dirinya semata.  Idealnya seseorang harus menyadari kapasitas yang ada pada dirinya kemudian membangun kapabilitas yang tinggi untuk mengelola kapasitas pada diri pribadinya.
                Kapasitas yang telah dimiliki seseorang dapat ditingkatkan. Sebelum usaha meningkatkan kapasitas itu dilaksanakan, maka terlebih dahulu harus mengenali dan memahami dengan baik kapasitas yang ada pada dirinya. Kemudian kapasitas dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kapabilitas nya. Peningkatan kapasitas dapat dilakukan dengan menerapkan kemitmen, konsosten, kreatif dan peningkatan pengalaman. Komitmen terkait dengan kemauan seseorang untuk melaksanakan sesuatu. Konsisten terkait dengan keajegan sseseorang untuk ters berjalan dan melangkah secara terus menerus setahap demi setahap. Kreativitas terkait dengan kemampuan seseorang untuk menemukan cara dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan atau permasalahan. Atau terkait dengan kemempuan seseorang dalam menemukan cara guna mewujudkan ide pemikirannya. Pengalaman terkait dengan kemampuan seseorang mengambil pelajaran guna perbaikan diri atas semua hal yang telah dialaminya. Banyak orang sukses dimulai dari kegagalan dalam melangkah.namun, banyak orang tidak menjadi apa-apa dikarenakan takut gagal dalam melangkah, sehingga ia tidak pernah melangkah.
                Karakter merupakan sifat baik yang terwujud dalam perilaku. Karakter merupakan pondasi, sedangkan kompetensi merupakan bangunan yang berdiri diatas pondasi karakter tersebut. Karakter adalah ruh, sedangkan kompetensi merupakan jasad. Kompetensi yang baik, namun miskin karakter akan membuat orang menjadi kehilangan arah. Kompetensi yang dimiliki hanya akan membawa kerusakan bagi diri pribadi, lingkungan dan masyarakat. Kompetensi dapat ditingkatkan dengan pengajaran, karakter hanya dapat dibangun dengan teladan. Membangun karakter lebih sulit dari sekedar kompetensi. Pengukuran peningkatan kompetensi dapat dilakukan dalam waktu singkat, namun pengukuran karakter hanya dapat dilakukan setelah menghadapi berbagai ujian dan permasalahan.
                Prinsip hidup merupakan karakter yang terinternalisasi dan menjadi nyata dalam kehidupan. Orang yang memiliki prinsip hidup yang teguh saja bias jatuh dan terpeleset, apalagi mereka yang tidak punya prinsip hidup dan karakter.
                Karakter dasar merupakan karakter yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang. Karakter pilihan merupakan karakter yang dipilih oleh seseorang sebagai sebuah tuntutan profesi. Karakter dasar terdiri dari 3 nilai karakter, yakni tidak egois, jujur dan disiplin. Mengajarkan karakter setahap demi setahap. Wariskanlah tiga karakter dasar ini terlebih dahulu, baru seseorang akan punya karakter unggul. Jangan pernah berharap seseorang akan bias melakukan perbaikan diri jika belum menguasai dan menerapkan 3 karakter dasar tersebut. Ajarilah anak untuk tidak egois, maka kemudian ia akan mampu bertindak jujur, dan disiplin. Orang yang tidak egois akan menghargai orang lain peratufran. Orang yang tidak egois pasti tidak akan merugikan orang lain. Oleh karena ia tidak akan berbuat tidak jujur ataupun curang.  Jujur bukan sekedar msalah kemauan untuk berbcara dan bertindak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Namun lebih dari itu. Jujur merupakan kemampuan seseorang untuk dapat dipercaya. Orang yang jujur belum tentu dapat dipercaya, namun orang yang dapat dipercaya pasti adalah orang yang menerapkan prinsip kejujuran. Disiplin terkait erat dengan kesediaan orang untuk mengikuti aturan dan kesepakatan. Setiap kita butuh rehat dan santai, refresh, namun bukan berarti setiap kita boleh bermalas-malasan. Kedisiplinan akan menghantarkan orang pada sifat baik berikutnya. Orang yang disiplin pasti bertanggung jawab, namun orang yang bertanggung jawab belum tentu disiplin. Disiplin akan membuat orang semangat, sungguh-sungguh dan sifat baik lainnya.
                Karakter dasar merupakan pondasi bagi terciptanya karakter unggul. Karakter unggul merupakan pondasi bagi terciptanya karakter pemimpin. Setelah kita menguasai karakter dasar, barulah seseorang mampu memiliki karakter unggul. Setiap urutan pada karakter unggul merupakan sebuah susunan yang tersusun dari paling dasar sampai paling atas. Karakter pemimpin merupakan karakter yang dapat dibangun setelah orang menjadi unggul
                Banyak orang yang menjadi pemimpin, namun belum tentu mereka memiliki jiwa kepemimpinan. Pemimpin yang tidak memiliki jiwa kepemimpinan akan membawa banyak keburukan bagi dirinya sendiri bahkan orang yang dipimpinnya. Pemimpin yang kometen, namun tidak berkarakter lebih berbahaya dari pada pemimpin yang bodoh namun berkarakter. Lebih-lebih pemimpn yang bodoh dan tidak berkarakter.  Guru adalah salah satu sosok pemimpin yang akan punya pengaruh besar bagi bangsa. Guru yang kompeten namun kurang berkarakter itu lebih berbahaya dari pada guru yang bodoh namun berkarakter. Terlebih guru yang bodoh dan tidak berkarakter, ia akan benar-benar menghancurkan generasi masa depan. Jika kita ingin tau bagaimana kompetensi dan karakter para guru lihatlah para pemimpin hari ini. Sesungguhnya mereka yang menjadi pemimpin hari ini merupakan produk dari para guru sebagai pendidik. Jika kita ingin melihat kompetensi dan karakter para guru, lihatlah bagaimana perilaku para siswa hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar